Maafin aku


Kepalaku masih terasa berat, banyak sekali masalah yang belum terselesaikan, atau mungkin lebih tepatnya aku masih enggan menyelesaikan. Satu botol Vodka dan beberapa puntung rokok yang berserakan di lantai kamar juga tak membantu, masalah tak juga usai. “Justru kau yang memperburuk keadaanmu sendiri, mau sampai kapan kamu seperti ini, Don?” Ketus Ridwan, teman dekatku tempo hari lalu. “Dari mana aja, sayang? Apa kabarmu hari ini?” Sedang sibuk menatap langit-langit kamar, tiba-tiba suara Kikan mengagetkan lamunanku. “Baik, kamu tidur gih, aku lagi sibuk.” “Sibuk? Sibuk dengan duniamu? Sibuk dengan botol-botol alkoholmu? Sibuk dengan judi bola dan poker online yang merusak akal sehatmu?” “Bukan gitu sayang, tapi aku…” “Aku ganggu ya? Maaf.” Ucap Kikan tegas memotong kalimatku. “Tolong, aku lagi ga butuh ceramah, sayang. Aku butuh ketenangan.” “Kau masih belum tahu bagaimana cara menghadapi masalah bangsatmu? Berapa umurmu? Berapa buku yang sudah kau baca? Aku lama-lama bosan kalau kamu kaya gini terus! Childish!” Nada bicaranya mulai tinggi. Aku tahu selama ini kami banyak masalah, hubungan kami mulai renggang sejak aku suka judi dan dia sibuk belajar buat persiapan UAN tahun ini. Belum lagi banyak omongan miring tentang Kikan dari teman-teman sekolahnya, dan dengan bodohnya aku langsung mempercayai mereka. “Sama, aku juga lama-lama bosan dibohongin mulu.” “Dibohongin?” “Udah deh, percuma juga bahas kesalahan. Ga ada kelarnya kan? Introspeksi yuk.” “Please! Sudah lima kali dalam seminggu ini kau mengoceh tentang introspeksi. Hasilnya apa? NOTHING!” Sahutnya keras hampir memecahkan telingaku. “Berisik. Kau masih SMA, kau tak tahu apapun tentang DUNIA ORANG DEWASA!” “Dewasa diukur dari umur? HEY! Jangan berlagak idiot! Aku cuma pengen kamu kaya dulu lagi! Mana tawa kita dulu? Mana pelukan hangatmu dulu? Mana Doni yang dulu? MANAAA?!” “Udah selesai ceramahnya, nyonya?” “KITA PUTUS!” “Tapi…” ……….. “Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan service area.” “BANGSAAAAT!!!!” PRAAAKK!!! Handphone Nokia bututku melayang bebas membentur tembok kamar. Ku lihat ia ikut berserakan bersama kumpulan fotoku dan Kikan yang dari kemarin sengaja ku sebar di pojokan kamar.
Read More …

Musik

Cari Artikel Blog